Melihat Sejarah Peninggalan Jaman Belanda di Pantai Pangandaran

Jakarta - Tidak asing lagi bagi kita khususnya masyarakat Jawa Barat mengenai pantai pangandaran, dia adalah sebuah tempat rekreasi dan wisata bagi semua kalangan, bagi semua usia, dan juga semua tingkatan, yang memiliki keindahan dengan ombak yang tenang dan begitu menakjubkan.

Pantai Pangandaran memiliki daya tarik tersendiri yang memiliki sebuah nilai, yang bisa memengaruhi semua orang, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, tujuannya adalah untuk melepaskan beban pikiran dan merileksasikan tubuh supaya pikiran dan tubuh kita regular kembali dan tidak stres.

apalagi ketika menjelang libur panjang, otomatis pengunjung dari berbagai daerah begitu antusias dan juga ramai untuk di kunjungi. Selain itu, Pantai Pangandaran juga memiliki sebuah potensi menimbulkan pertumbuhan perekonomian masyarakat sekitar, dan juga menumbuhkan suatu perekonomian daerah dan Negara.

Contohnya penangkapan ikan di laut lepas, yang memiliki beragam jenis ikan yang berpotensi memiliki hasil yang banyak dan bisa di perjualkan ke berbagai daerah, pasar dan juga lebih luas lagi ke berbagai negara, yang bisa membuat suatu penghasilan bagi warga setempat, daerah, dan juga menumbuhkan perekonomian Negara.

Tetapi sebaliknya, dengan situasi kondisi saat ini dengan dilanda bencana globalisasi yaitu dengan adanya infection covid 19, yang menimbulkan dampak begitu luar biasa, yaitu berkunjungnya masyarakat dari berbagai daerah sangat berkurang, dan juga menyebabkan lumpuhnya perekonomian Negara.

Dan bahkan berita yang masih hangat dan sempat viral di berbagai media sosial dan televisi, yang banyak warga berbondong-bondong di berbagai daerah berkunjung ke tempat wisata Pangandaran Batukaras, ketika masa pandemi covid 19 saat ini.

Dan yang menyebabkan di tutupnya tempat wisata oleh aparat kepolisian dan juga TNI atas prosedur pemerintahan daerah, agar meminimalisir bertambahnya angka COVID-19.
Pantai Pangadaran merupakan suatu objek wisata yang terletak di sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di desa penanjung kecamatan Pangandaran Provinsi Jawa Barat.

Pantai Pangandaran merupakan destinasi wisata yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara yang menawarkan keelokkan pasir pantai hitam dan putihnya. Ombak Pangandaran yang tenang dan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler yang membuat pantai ini begitu menawan apalagi ketika sore hari.

Dan Pantai pangandaran memiliki potensi berkembangnya suatu perekonomian yang bisa memajukan dan bertumbuhnya perekonomian setempat, daerah dan juga Negara. Keindahan pantai pangandaran yang memiliki potensi wisata besar, ternyata sudah terkenal ketika sejak zaman kolonial Belanda.

Semenanjung dua sisi Pantai bagian Barat dan Timur sudah lama menjadi tujuan wisata. Eksplorasi pantai pangandaran berkaitan juga ketika pembangunan rel Kereta Api di Priangan Timur dengan pembangunan jalur Banjar, Cijulang pada awal tahun 1900an.

Dalam sumber arsip Belanda Bandjar-Sumatra's Westkust1652 (https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?), bahwa ketika itu Bandjar terletak di jalur kereta api dan di selatan jalan penghubung Bandung-Yogjakarta dan merupakan titik awal jalur trem melalui Bandjarsari, Kalipoetjang dan Pangandaran ke Tjidjulang. Penduduknya ± 20.000 jiwa pada tanggal 1 Januari 1935, termasuk 998 orang Cina dan 68 orang Eropa.

Menelusuri kepada sejumlah sumber dan juga catatan Sejarah bahwa, pembangunan jalan rel Kereta Api ke wilayah Pangandaran oleh Belanda sendiri berkaitan dengan kepentingan ekonomi Belanda pada saat itu. Pangandaran memiliki hasil Bumi dan hasil laut yang begitu melimpah, sehingga Belanda memutuskan untuk membangun jalur Kereta Api di wilayah Priangan Timur menuju Pangandaran.

Bahkan di katakan dalam buku Sejarah Kereta Api Priangan, pembangunan kereta Api lajur tersebut bertujuan untuk membuka keterisolasian daerah Priangan, daerah yang di lewati lajur banjar-Kalipucang-Parigi yang memiliki kesburan tanah dan kekayaan alam yang sangat potensial.

Salah satu bukti Pantai Pangandaran sudah menjadi dinasti wisata zaman penjajahan Belanda adalah ditemukannya Stasiun Kereta Api Pangandaran yaitu sejak tahun 1921 sampai sekarang. Selanjutnya peninggalan Hotel pertama yang berdiri di pangandaran yaitu Hotel Pasanggrahan, lalu Terowongan Wilhemina, dan juga jalur Kereta Api Banjar Cijulang.

Secara administrasi, Kabupaten Pangandaran berpotensi sangat besar apabila sumber daya manusianya di kelola dengan baik dan sesuai dengan potensi dari wilayah administrasi masing-masing. Kabupaten Pangandaran yang terletak di pesisir pantai atau berbatasan langsung dengan laut, masih ada tetap sumbangan yang masih menjadi penggerak roda Perekonomian dari sektor pertanian.

Sehingga pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Cakupan sektor pertanian meliputi Pertanian tanaman pangan, Perikanan, kehutanan, dan Perkebunan. Dan berdasarkan wilayah administrasi ditunjukan bahwa terdapat beberapa wilayah administrasi seperti Kecamatan Parigi Kecamatan Cijulang.

Itulah catatan mengenai Pangandaran pada masa kolonial Belanda dan juga bekas peninggalannya yang masih ada sampai sekarang, dan secara administrasi di wilayah Pangandaran. Mudah mudahan dengan situasi Pandemi saat ini bisa pulih dan kembali typical, dan bisa membuat roda perputaran perekonomian cepat stabil yang bisa membuat masyarakat sejahtera khususnya dalam bidang Pariwisata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengetahui Kisah Sejarah Guillotine, Alat Pengal Kepala Manusia Untuk Eksekusi Mati

Mengetahui Kisah Kehidupan Warga Surabaya Pada Tahun 1850 an, Belum Ada Penerangan Jalan

Kisah Akhir Dari Pertempuran Inggris di Surabaya